LOKALISASI DI BEBERAPA KOTA

Kali ini saya mau cerita sisi kelam suatu kota, dari sisi prostitusinya, yang pernah saya kunjungi untuk sekedar MELIHAT-LIHAT saja *dipertegas* HAHA. Bagi saya tempat seperti itu perlu diketahui juga, eh beneran lho sengaja memang saya mengunjungi tempat-tempat ini.

Bukan hanya di Thailand yang terkenal dengan wisata birahinya ataupun di Belanda dengan Red Light District-nya, di Indonesia pun banyak sekali tempat yang dijadikan sebagai tempat untuk wisata birahi nyatanya.

Prostitusi diyakin menjadi bagian dari komoditi pariwisata, seperti Thailand yang menjadikan sex tourism menjadi komoditi pariwisatanya. Di negara-negara lain yang cukup liberal pun, wisata birahi menjadi sumber pemasukan penting bagi sektor wisatanya. Saya akan menceritakan beberapa tempat yang pernah saya kunjungi ya..siap-siapp..tarik nafas…yak!

1. Jakarta


Sebagai kota metropolitan yang besar, Jakarta sudah terkenal dengan kehidupan malamnya sejak dulu. Lokalisasi Kramat Tunggak buktinya, walau tempat ini sudah dinyatakan resmi ditutup, namun kehidupan malam dan birahi sepertinya tidak dapat dilepaskan dari wajah Kota Jakarta. Tidak secara terang-terangan lokalisasi beroperasi, namun berkedok di hotel-hotel, tempat spa dan karaoke, dan panti pijat.
Sangat mudah ditemui di wilayah Jakarta Pusat dan Jakarta Barat yang menjadi pusat hiburan malam kota Jakarta. Di kalangan penyuka hiburan ini, cukup terkenal istilah tempat dengan nama Blok A, Blok M, Blok T, kesemuanya adalah nama tempat yang cukup populer. Pilihannya tergantung wanitanya, bisa lokal maupun internasional. Mau sekedar melihat striptease atau masuk ke kamar dengan para wanita, sesuaikan dengan kemampuan dompet aja.  HAHA.

2. Bandung 

Cukup dikenal sebagai kota yang banyak memiliki wanita cantiknya, kota ini juga terkenal dengan wisata birahinya. Saritem yang berlokasi di Gardu Jati menjadi sangat terkenal karena wanita-wanitanya yang cantik-cantik. Tempat ini secara resmi sudah ditutup, di depan pintu masuknya bahkan ada gapura yang menjelaskan jika tempat ini sekarang adalah pesantren, namun tidak bisa dipungkiri, tempat ini masih aktif walau sembunyi-sembunyi. Jika mobil masuk ke Saritem, calo akan langsung mendekati dan menawarkan wanita.

 3. Semarang

Pernah dengar istilah ciblek ? Kecil-kecil betah melek. Itulah sebutan bagi para penjaja cinta yang biasa mangkal di daerah Simpang Lima, umumnya adalah anak di bawah umur, makanya disebut ciblek. Namun, lokalisasi di Semarang ada di daerah Sunan Kuning, lokasinya seperti perumahan warga biasa, namun ada beberapa wanita yang sengaja duduk di depan teras rumah. Lokasinya cukup besar. Saat melintas, kebanyakan saya memang melihat para wanita duduk manis di depan teras dan mengedipkan matanya, tapi…tapi…itu udah IBU-IBU, usianya sekitar 40 ke atas =))

4. Yogyakarta
Image Pasar Kembang menjadi cukup terkenal karena lokasinya dekat dengan stasiun kereta dan Jalan Malioboro. Lokasinya berada pada gang sempit dan berkelok-kelok. Entah saat ini Sarkem masih aktif atau tidak, sudah cukup lama saya tidak ke Yogyakarta.


5. Surabaya
Image
Siapa yang tidak mengenal Dolly, lokalisasi yang diklaim sebagai wilayah prostitusi terbesar di Asia Tenggara. Lokalisasi Dolly baru buka jam 6 sore, jadi sebelum jam 6 sore wilayah ini seperti perumahan warga biasa, tidak ada hingar-bingar musik maupun gemerlap lampu. Warganya pun beraktivitas seperti biasa, seolah tidak mencerminkan tempat ini sebagai lokalisasi. Tapi datanglah setelah jam 6 sore, suasana akan berbeda, para wanita yang sudah berdandan dan mengenakan pakaian seksi akan duduk di ruang tamu. Aquarium, iya seolah para wanita berada pada aquarium dan pengunjung melihatnya dari luar kaca.
Namun, tidak semua rumah disini melakukan aktivitas seperti itu, biasanya rumah yang ditinggali warga biasa akan memasang tanda “RUMAH TANGGA” yang artinya rumah tersebut tidak ada kaitannya dengan aktivitas di lokalisasi itu.
6. Banyuwangi
Image
Padang Bulan memang bukan berada di Kota Banyuwangi, lokasinya sekitar 30 menit di luar Kota Banyuwangi. Tempat ini cukup terpencil letaknya, jalan akses menuju lokasi juga agak rusak dan gelap. Tidak lama melewati jalan yang rusak, sampai juga di lokasi parkir Padang Bulan. Tempat parkir kendaraan berada di bawah rerimbunan pepohonan dan dijaga oleh beberapa orang. Tertulis ucapan selamat datang di Padang Bulan, lucunya adalah diberlakukannya tiket masuk ke lokalisasi ini. Setelah membayar tiket masuk, saya lalu berkeliling melihat ke dalam komplek lokalisasi.
Image
Komplek lokalisasi ini cukup besar dan ramai. Irama musik dangdut sesekali terdengar dari sebuah rumah, sementara di rumah lain musiknya house, tak lama keluar dari dalam rumah seorang wanita mengenakan tank top dan celana pendek ketat sambil tertawa, disusul oleh dua lelaki yang keluar rumah sambil setengah teriak-teriak, lalu masuk kembali ke dalam rumah sambil menutup pintu cepat-cepat, mereka tengah mabuk sepertinya, karena bau minuman keras tercium dari mulutnya. Di rumah lain nampak beberapa perempuan duduk manis di ruang tamu, sambil memanggil sesekali orang yang lewat untuk masuk ke rumah. Lokasinya cukup luas dan ada banyak rumah disini.
Terlihat beberapa petugas keamanan berseragam berkeliling wilayah ini beberapa kali. Yah sepertinya lokasi ini legal, dengan adanya petugas keamanan.
7. Bali
ImageDanau Tempe terletak di dekat Jalan Bypass Ngurah Rai, letaknya tidak jauh dari Blue Eyes, salah satu klub malam ternama di Bali. Tidak ada yang aneh dengan jalan ini sekilas. Kedatangan saya ke lokasi ini pun tidak sengaja, karena teman kos di daerah ini. Saat sebelum ke tempat ini, saya bertanya alamat ini kepada teman saya yang orang Bali asli, namun ia tertawa tanpa memberitahukan kenapa ia tertawa. Setelah didesak, barulah ia bilang jika Danau Tempe terkenal sebagai wilayah prostitusi di Pulau Bali. Sekilas di malam hari wilayah ini tidaklah ramai seperti layaknya lokalisasi di kota lain, relatif sepi malah, keramaian hanya terjadi di beberapa warung kecil yang saya yakin bukan disanalah lokasi prostitusinya. Begitu juga saat siang hari, daerah Danau Tempe ini ramai dengan lalu lalang kendaraan saja, tidak ada aktivitas yang mencurigakan di lokasi ini.
Image
Setelah tanya sana-sini, sedikit informasi yang saya dapatkan adalah, adanya rumah yang bernomor “xx” di belakang angkanya, sebagai contoh 100xx, rumah-rumah dengan nomor “xx” tersebut menandakan jika rumah tersebut dijadikan lokasi prostitusi. Rupanya bisnis birahi di Danau Tempe cukup terselubung, beberapa kali melewati rumah yang bernomor “xx” namun tidak ada aktivitas mencurigakan disana. Ada satu nama gang yang membuat saya tertawa dan berfoto di bawah nama jalannya, namanya Gg. Jablay, entah tidak ada nama lain yang ada di pikiran orang yang menamakan jalan, atau memang karena lokasinya berada di Danau Tempe. Sepulangnya ke Jakarta, tidak sengaja melihat tayangan salah satu TV swasta mengenai Danau Tempe, memang ternyata lokalisasi ini cukup tertutup. Rumah yang bernomor “xx” itu merupakan hotelnya, sedangkan untuk para wanitanya tidak ada disitu, namun berada di tempat lain, nanti akan datang jika ada permintaan.
Yah begitulah beberapa tempat lokalisasi yang pernah saya datangi, banyak hal menarik bisa dilihat dari sana. Tentang kehidupan, dilematik memang, disatu sisi ini menjadi eksploitasi wanita, namun di sisi lain ini menjadi tumpuan ekonomi bagi yang menjalankannya. Ahh semoga saja pariwisata Indonesia maju bukan karena sisi prostitusi ini. Semoga.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

KAMUS BESAR SINGKATAN dunia SPA

Cara Buka Situs yang di Blokir dengan Mozilla Firefox

Di Balik Kisah PSK Sunan Kuning