Petualangan Pertamaku di Saritem
5 Mei 2011
Malam
itu aku teringat cerita sahabatku (sebut saja dia ani). Ketika aku
bermain ke kostannya yang berada di daerah gerlong. Singkat kata ketika
kita asyik saling curhat mengenai pacar masing-masing tiba-tiba dia
menceritakan pengalamannya melewati saritem. Sebuah tempat yang sangat
terkenal di daerah bandung. Tempat tersebut menyediakan wanita yang siap
melayani nafsu syahwat para pria. Ani sahabatku tentunya tidak “jajan”
disana, dia hanya numpang lewat bersama pacarnya dan hanya sekedar ingin
tau saja.
Setiba
saya tiba dikostan, saya teringat kembali perkataan sahabatku dan rasa
penasaran ini memenuhi fikiranku. Rasa penasaran ingin mengetahui
saritem itu seperti apa. Penasaran ingin melakukan ML (karna waktu itu
saya masih perjaka, hehehe... J ) Aku mulai mencari informasi tentang saritem dengan searching di mbah google. Dan akhirnya aku nyangkut di facebook saritem.
6 Mei 2011
Sekitar
jam 1 dini hari. Aku masih mencari kontak yang bisa dihubungi.
Tujuannya seh untuk minta anter ke saritem (biar ga nyasar dan ga salah
pilih cewek). Akhirnya aku mengirim pesanlewat facebook ke orang yang
bernama Maman (sebut saja Maman ya....he). katanya seh dia berpengalaman
nganter ke saritem. Berulang kali aku cek pesan di facebook saya,
menunggu balasan. Tapi ga ada balasan. Ya sudahlah, akhirnya aku tidur.
Pagi
aku bangun dan langsung ngecek pesan facebook dan berharap ada balasan.
Tapi tetep masih ga ada balasan. Aku sempat terfikir, ni orang pasti
nipu.
Baru
sore Maman bales pesannya. Singkat kata dia bersedia nganter aku ke
saritem dan kita janjian di daerah Padjajaran. Aku punya rasa yang ga
karuan karna ini adalah kali pertama aku akan melakukan ML. Kali pertama
aku “jajan”. Deg degan, gemetaran, keringat dingin, padahal waktu itu
aku masih dikostan. Hahahah :-D
Jam
5 sore aku berangkat menemui Maman dan kita berangkat bersama –sama ke
saritem. Lokasi saritem berada di...(wah bingung soalnya disana banyak
gang-gang... kayanya kalo disuruh kesana sendiri, aku bakalan
nyasar...he). kalo mau tepatnya mendingan searching di mbah google. Itu
lebih lengkap. Sebelum bertemu dengan kang Maman, aku sempat kefikiran :
gimana kalo kang Maman cuman orang iseng yang ngerjain aku. Atau kang
Maman adalah Polisi Intel yang merazia pria hidung belang. Tapi
untungnya, kang Maman bukan yang aku takutkan.
Nyampe
disana tak sesuai yang dibayangkan. Disana, tepatnya di gang-gang
sempit terdapat rumah-rumah yang punya etalase yang didalamnya banyak
cewek-cewek cantik yang siap melayani. Aku dan Maman ditemani seorang
temannya Maman (mungkin calo, jadi sebut saja calo) muter-muter dengan
berjalan kaki sampai puyeng saking banyaknya cewek siap pakai. Sang calo
dengan sigap memberikan rekomendasi dan harga setiap cewek. Mungkin
karna aku pertama kali kesana jadi canggung untuk memilih, bingungnya
setengah mati mau pilih yang mana. Padahal kata sang calo dan Maman
langsung aza tunjuk mana yang suka, “tunjuk aza kaya milih barang” itu
kata mereka. Setelah sekian lama mencari aku memutuskan menunjuk cewek
yang memakai baju jumpsuit warna merah. Katanya seh harganya 150k. Aku
langsung deal aza, karna dia cantik seh. Hehe...
Setelah
itu aku digiring ma kang Maman ke penyewaan kamar. Eh, ternyata Kang
Maman juga mau ikut tempur, jadi dia pilih-pilih dulu cewek yang mau
dipake. Disana ada beberapa kamar dengan harga yang berbeda-beda. Mulai
dari yang 20k-50k tergantung fasilitas yang diberikan. Aku dan kang
Maman pesan 2 kamar dengan harga 35k dengan fasilitas kamar bilas,
kasur, dan AC.
Cewek
bergaun merah itu masuk dan menyalakan rokoknya. Aku masih di luar
karna ga tau apa yang harus aku lakukan. Tiba-tiba sang calo mendorong
aku untuk masuk ke dalam kamar kemudian berbisik “Akang tau, kamu baru
pertama kali, jadi santai we...” sambil mendorong aku ke kamar. Sebelum
aku tutup kamar, aku lihat kang Maman tersenyum padaku dan mengacungkan
jempolnya tanda bagus.
Di
dalam kamar aku Cuma celingak celinguk bingung mau ngapain, kemudian
meminta rokok kepada cewek itu. Aku ketawa ga jelas sampai cewek itu
bilang kalo aku kaya anak kecil dan aneh. Akhirnya aku melakukan
pembicaraan mulai dari perkenalan, terus bercerita kalo aku baru pertama
kali masuk yang kaya ginian, aku terus terang aza kalo aku bingung
sekarang mau ngapain, maksudnya harus mulai dari mana. 15 menit aku
dihabiskan dengan ngobrol ngobrol yang ga jelas. Harapan aku seh, dia
(namanya Wulan) yang mengajariku dan dia yang memulainya. Tapi entah
kenapa dia enggan untuk melakukannya. Sampai akhirnya kita suit untuk
membuka baju. Siapa yang kalah suit, dia yang buka baju duluan. Sayang,
aku yang kalah dan harus buka baju duluan. Sebetulnya aku malu karna si
“adik” aku kecil. Hehe...
Lama
berselang aku meniduri teh wulan. Dengan memberanikan diri aku menciumi
leher teh wulan dengan pelan. Semakin lama aku menjilatnya, teh wulan
semakin mendesah. (wah, aku pun semakin terangsang). Aku cium bibir
seksinya, saling menjulurkan lidah. Beberapa saat kemudian aku tak mau
ketinggalan untuk menghisap teteknya. Aku hisap tetek kanannya dan
sedikit memainkannya dengan menjilati putingnya dan mengigit dengan
gigitan kecil. Tangan kananku tak mai diam. Tangan kananku meremas tetek
kirinya. Teh wulan semakin mendesah. Aaaaahhhh...ahhhh...
Teh
wulan mulai menyuruhku untuk memasangkan pengaman apa “adik”ku. Karna
aku bingung kemana “adik”ku masuk (karna aku baru pertama kali) teh
wulan menuntun “adik”ku ke dalam meqy’nya. Pas masuk terasa hangat. Yah
begitulah. Aku mulailah beraksi hehehhe... tadinya aku ingin
mempraktekan gaya yang ada di film porno. Tapi apa daya, waktu itu aku
tidak sempat unttuk berfikir. Aku hanya ingin menikmati dan akhirnya
“nembak” juga si “adik”. Rencana “nembak”-nya pengen diluar, tapi
keadaan dilapangan tidak menyebutannya demikian. Hihihi...
Ternyata
tempur itu cape juga ya... sakit pinggang jadinya. Aku ceritakan semua
yang aku rasakan ke teh wulan. Teh wulan hanya
tersenyum...ternsenyum...dan tersenyum. Kita
terus aza ngobrol kesana kemari. Cerita tentang aku, tentang teh wulan
(sebenarnya aku tau dia pasti bohong, tapi aku terus mendengarkannya
karna walaupun dia cewek “gitu” dia juga harus dihargai...)
Ronde
2 pun dimulai. Dengan ketawa-ketawa ga jelas aku minta ronde 2. Aku
minta teh wulan memegang “adik” biar bangun lagi. Aku lakukan hal yang
sama lagi. Tapi kali ini “nembak”-nya agak lama dan keringat pun keluar,
cape sangaaaddd...
Yaaaahhhh...bagitulah ceritanya...
Aku
bayar teh wulan tanpa tips (teh wulan ngerti ko, aku kan
mahasiswa...hehehe). di luar aku udah ditunggu ma kang Maman yang udah
duluan menyelesaikan tempurnya. Aku bayar kamarnya, tapi buset gila...ko
mahal ya...totalnya 72k.
Sebelum
pulang aku di traktir kang Maman beli pecel lele. Disana aku
tanya-tanya mengenai saritem itu. Semua yang ada difikiran aku ungkapkan
ke kang Maman.
Sebenernya
aku takut kalo cewek-cewek disana termasuk teh wulan punya penyakit
kelamin (amit-amit) tapi kang Maman menjelaskan kalo saritem itu aman
karna setiap seminggu sekali mereka diperiksa oleh dokter. Justru yang
suka “jajan” di jalanan itu yang ga aman. Mendengar penjelasan dari kang
Maman, aku bisa sedikit bernafas lega.
Informasi yang aku dapat :
&1. Saritem buka tiap hari mulai dari jam 11.00-05.00.
&2. Harga teteh disana 150k – 300k. (denger denger ada yang sampai 400k lebih).
&3. Harga sewa kamar 20k-50k tergantung fasilitas yang diinginkan.
&4. Disediakan 2 buah “pengaman”.
&5. Kang Maman : “setiap minggu teteh-teteh disana di periksa kesehatannya oleh dokter, jadi aman”. Bener ga ya? Entahlah....
sumber: klik disini
Komentar
Posting Komentar